Jakarta, CNBC Indonesia – Perang dagang antara Amerika Serikat
(AS) dan China kembali memanas. Pasalnya, ancaman Presiden AS Donald Trump yang
akan menaikkan bea impor kepada China akhirnya resmi dilakukan.
Kemarin, Kantor Perwakilan Perdagangan AS secara resmi telah mengumumkan
kenaikan bea impor menjadi 25% dari yang semula 10% bagi berbagai produk China
senilai US$ 200 miliar mulai hari Jumat (10/5/2019).
Hal itu dilakukan karena China menarik komitmen pada beberapa poin kesepakatan
yang pernah dibuat. Tentunya, konflik ini akan berdampak bagi perekonomian
global. Apalagi Presiden Trump yang selalu tidak terduga dengan statment yang
dikeluarkan yang bisa membuat pasar bergejolak.
“Kalau mereka bisa menyelesaikan perang dagang ini, semua akan lebih baik,
dunia akan normal. Kalau tidak, ya akan ada tekanan bagi dunia,” ujar
Darmin di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Menurut Darmin, hal itu
pastinya akan menekan bagi perekonomian negara emerging market termasuk
Indonesia.
“Tidak hanya bagi Indonesia, yang sebetulnya sudah mulai dianggap lebih
normal belakangan ini. Tergantung seperti apa nanti, katanya perwakilan China
juga akan datang ke Washington,” jelasnya.
Namun, Darmin belum mau menerka-nerka seperti apa dampak jangka pendek ke
Indonesia. Ia berharap akan ada hasil positif dari diskusi AS dan China yang
akan diumumkan pada Jumat besok.
“Orang kita belum tau seperti apa persisnya ini semua. Kita tunggu aja
dulu. Jangan ditebak-tebak deh. Yang jelas sekarang ini ekonomi dunia sedang
melambat dan bisa melambat lagi kalau dia lakukan (Trump menaikkan tarif ke
China),” tutupnya.
PANGAN DAN PERTAHANAN NEGARA
Logistik tidak dapat memenangkan pertempuran. Tetapi tanpa logistik pertempuran tidak dapa…